Minggu, 09 Oktober 2016

Manusia dan Kebudayaan


A.                MANUSIA

Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai :

1.        kumpulan dari partikel – partikel atom yang membentuk  jaringan – jaringan sistem  yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia).

2.        Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain (ilmu fisika)

3.       Manusia merupakan  makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi)

Dalam ilmu sosial, manusia dipandang sebagai :

1.       Manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi)

2.       Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi)

3.       Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik)

4.       Makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat)

Dari definisi – definisi tersebut diatas dapat kita lihat bahwa manusia selain dapat dipandang dari banyak segi juga memiliki banyak kepentingan.

Siapakah manusia itu? Ada 2 pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan  tentang unsur – unsur yang membangun manusia, yaitu :

1.       Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait

a.       Jasad : tubuh kasar manusia yang nampak, bisa diraba dan menempati ruang & waktu

b.      Hayat : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak

c.       Roh : bimbingan dan pimpinan Tuhan atau Daya yang bekerja secara spiritual

d.      Nafsi : kesadaran tentang diri sendiri (kepentingan diri sendiri)

2.       manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur yaitu :

a.       Id : id merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan tidak nampak. Id merupakan  energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan seks, yang secara instingtual menentukan proses – proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar  diri

b.      Ego : disebut sebagai kepribadian  “eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.

c.       Superego : merupakan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam ingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan  pandangan orangtua. (terbentuk dari lingkungan eksternal)


B.    HAKEKAT MANUSIA

1.       Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh

ð  Tubuh adalah materi yang wujudnya konkrit tetapi tidak abadi, Jiwa tidak dapat diraba tetapi jika manusia meninggal, jiwa akan kembali pada penciptanya. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan

2.   Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.

ð  Adanya nilai baik dan buruk mengharuskan manusia mempertimbangkan dan menciptakan kebenaran. Dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Perasaan dibagi menjadi 2 yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau ninatang  sedangkan, perasaan rohani adalah  perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya :

a.)    Perasaan intelektual : perasaan yang berkenan dengan pengetahuan

b.)    Perasaan estetis : perasaan yang berkenan dengan keindahan

c.)     Perasaan etis : perasaan yang berkenan dengan kebaikan

d.)    Perasaan diri : perasaan yang berkenan pada harga diri karena memiliki kelebihan

e.)    Perasaan sosial : perasaan yang berkenan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain

f.)     Perasaan religius : perasaan yang berkenan dengan agama atau kepercayaan

3.       Makhluk biokultural (makhluk hayati yang budayawi)

sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiologi, biokimia, psikologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan lain sebagainya.

Sedangkan sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakata, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, politik, bahasa, dan sebagainya.

4.       Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi)

Manusia mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja. Hidup manusia memiliki 3 taraf yaiutu estetis, etis, dan religius. Dengan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan.

 Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan etetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentul – bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan.

Dengan religius, manusia menghayati hubungannya dengan Tuhan.


C.     KEPRIBADIAN  BANGSA TIMUR

Di duniabangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.

Menurut konsep Jen, menyatakan bahwa :

1. Kebudayaan Timur yakni lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong royong, keramah tamahan dll.

2. Kebudayaan Barat yakni lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna dan indiividualisme.


D.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN

1.       Kebudayaan menurut Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski

Cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.

2.       Kebudayaan menurut bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.

3.       Kebudayaan menurut bahasa latin berasal dari kata colere yang artinya mengolah tanah

4.       Kebudayaan menurut E. B Tylor

Kebudayaan adalah kompleks yang  mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lai  serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat

5.       Kebudayaan menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman soemardi

Kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat

6.       Kebudayaan secara umum

Kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan himpunan pengalaman yang dipelajari.


E.     UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN

1.       Sistem religi (kepercayaan)

Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapatkekuatan lain yang maha besar

2.       Sistem organisasi kemasyarakatan (socius)

Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, nemun memiliki akal, maka disusunlaj organisasi kemsyarakatan dimana manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya

3.       Sistem pengetahuan (sapiens)

Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain. Kemampuan manusia dalam berkomunikasi menggunakan bahasa membuat pengetahuan menyebar luas

4.       Sistem mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi (economicus)

Manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan mannusia secara umum terus meningkat

5.       Sistem teknologi dan peralatan (faber)

Manusia mencukupi kebutuhannya dengan alat dan teknologi

6.       Bahasa (longuens)

Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan

7.       Kesenian (aesticus)

Manusia tidak hanya memenuhi kebtuhan isi perutnya sebagai kebutuhan fisik, tetapi manusia juga memerlukan pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi mealui kesenian


F. WUJUD KEBUDAYAAN

1.      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :

Wujud ini disebut sistem budaya, sifat yang abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutaan hidup.

2.      Kompleks aktivitas :

Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktifitas manusia-manusia yang berinteraksi, manusia dalam masyarakat, sistem sosial bersifat kongret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktifitas difoto dan didokumentasi.

3.      wujud sebagai benda :

Aktivitas karya manusia  menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik  pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama menjauhkan manusia dari lingkungan alamnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.
Semua unsur budaya dapat dipandang dari sudut ketiga wujud masing-masing tadi. Sebagai contoh niversitas Gunadarma. sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi, sekolah tinggi tersebu merupaka suatu unsur dalam rangka kebudayaan Indonesia sebagai keselururan. Maka oleh karena itu sekolah tinggi dapat merupakan suatu unsur kebudayaan yang ideal. Yang ada khususnya terdiri dari cita-cita Sekolah tinggi, norma dari para karyawan, dosen, atau mahasiswa, tata tertib ujian, pandangan-pandangan baik yang bersifat ilmiah maupun yang populer, dan sebagainya. Sebaliknya, universitas Gunadarma juga terdiri dari suatu rangkaian aktivitas dan tindakan dimana manusia saling berhubungan atau berinteraksi dalam hal melaksanakan berbagai macam kegiatan.


G. ORIENTASI NILAI BUDAYA          

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nila. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya

VariationsIn Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal.                    

Menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :

1.          Hakekat hidup manusia  (MH)

Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada ygang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu manganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengusi hidup”

2.          Hakekat karya manusia ( MK )

Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan untuk kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.

3.          Hakekat karya manusia ( WM )

Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

4.          Hakekat alam manusia ( MA )

Ada kebudayaan yang mengang manuasia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.

5.          Hakekat hubungan manusia ( MN )

Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal  (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri ).


H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Manusia dan kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalm masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat, terjadi gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

1.             Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, minsalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2.             Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung berubah lebih cepat. Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalm sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan,juga teknologi selera, rasa keidahan (kesenian) dan bahasa. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan  terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintah dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur masing-masing kebudaya saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :

A.  Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima,

B.   Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,

C.   Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru,

D.  Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut,

1.      Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a)      Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya alat tulis manusia yang banyak dipengaruhi orang indonesia diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.
b)      Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, minsalnya radio, komputer, telephone yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi.
c)      Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuaan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkapi pabrik-pabrik penggilingan.

2.      Unsur-unsur kebudayaan yang sukit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah minsalnya :
a)    Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi. Flasafah hidup dan lain-lain.
b)  Unsur-unsur ynag dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yanmg paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia suka skali diubah dengan makanan pokok laiannya.

3.      Pada umumnya generasi muda di anggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru baru. Hal itu disebkan karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah demikian meresepnya dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya belum menetapkan unsur-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi mudah, menyebabkan bahwa mereka lebih mudah menerima unsu-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.

4.      Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar Sekali atau bahkan tidak dapat menyesuaikan diri dari perubahan-perubahan yang terjadi.Perubahan-perubahan masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakt. Apabila mereka merupakan golongan yang kuat, maka mungkin proses perubahan dapat ditahannya, sebaliknya bila mereka berada di pihak yang lemah, maka mereka hanya dapat menunjukan sikap yang tidak puas.

Berbagaai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :

1.     Terbatasnya masyarakat memilih hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2.     Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalm suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandasan ajaran agama yang berlaku.

3.     Corak struktur suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Minsalnya sistem otoriter akan sukar menerima unur kebudayaan baru

4.     Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur- unsur kebudayaan yang menjadi landasan bgi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.

5.     Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapt dengan mudah dibuktikan kegunaanya oleh warga yang bersankutan.

Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur itu sendiri. Dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakn sebagai hal yang berasal dari luar, akan tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri, unsur-unsur asing yang diterima tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidaklah asli lagi sebagai semula. Misalnya psistem pendidikan di indonesia. Untuk sebagian besar yang di ambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. Akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa, sehingga merupakan unsur-unsur kebudayaan sendiri.


I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan mausia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya bahwa walaupun walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah itu kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapa dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis (terkait satu sama lain) Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Internalisas, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia, maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar